Cara Efektif Menangani Pelanggaran Kontrak

Spread the love

Gugatan wanprestasi di pengadilan erat kaitannya dengan pelanggaran kontrak yang terjadi. Pelanggaran kontrak merupakan aspek krusial dari hukum yang sering kali muncul dalam dunia bisnis.

Entah Anda berperan sebagai pemilik bisnis, klien, konsumen, atau siapa pun yang terlibat dalam bisnis bisa saja membuat kontrak atau perjanjian. Kontrak ini sebagai bukti otentik adanya aktivitas bisnis diantara orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Sayangnya, meskipun sudah terdapat perjanjian hitam di atas putih, sering kali ada saja yang melanggarnya. Kalau hal ini sudah terjadi, kemungkinan besar akan ada gugatan wanprestasi di pengadilan yang cukup menguras energi dan uang.

Apa Itu Pelanggaran Kontrak?

Pada dasarnya, pelanggaran kontrak merupakan kondisi yang mana salah satu pihak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam perjanjian. Bentuk perjanjian ini bisa dibuat oleh dua pihak ataupun lebih.

Pelanggaran yang dimaksud termasuk berbagai kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam kontrak tidak bisa diselesaikan secara tepat waktu. Katakanlah Anda terlambat membayarkan sewa atau Anda tidak membayarnya sama sekali.

Sering kali penanganan pelanggaran kontrak sendiri sudah tertuang dalam surat perjanjian yang dibuat. Misalnya surat kontrak perjanjian yang menyatakan jika Anda terlambat dalam membayarnya maka Anda harus membayarkan denda dengan nilai sesuai kesepakatan bersama.

Sehingga konsekuensi dari pelanggaran terhadap kontrak tersebut sebenarnya sudah disadari dan disepakati secara bersama-sama. Namun pada implementasinya, terkadang masih ada saja kondisi yang mengakibatkan pelanggaran tersebut.

Permasalahan Hukum dalam Pelanggaran Kontrak

Apabila terjadi pelanggaran kontrak, salah satu pihak dalam perjanjian tersebut yang merasa dirugikan akan berperan sebagai penggugat. Kemudian orang yang dianggap melanggar perjanjian tersebut menjadi tergugat.

Dalam konteks ini, penggugat menunjukkan bahwa tergugat di sini menjadi sasaran dari tuntutan pada pengadilan sudah gagal dalam memenuhi persyaratan yang tertuang dalam kontrak.

Untuk memahaminya secara lebih lanjut, berikut ini beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam pelanggaran kontrak.

Kontraknya Sah atau Tidak

Hal pertama yang harus Anda lihat dari permasalahan hukum berkaitan dengan sah atau tidaknya perjanjian kontrak yang dilakukan. Apabila kontrak hanya Anda lakukan secara lisan, sebenarnya tetap memiliki bobot hukum meskipun sangat kecil. Namun untuk perjanjian tertentu mengharuskan kontrak secara tertulis agar mendapatkan bobot hukum.

Kontrak tertulis mencakup perjanjian penjualan barang dengan nominal tinggi, misalnya penjualan ataupun pengalihan tanah. Selain itu, kontrak ini berlaku mencapai lebih dari satu tahun sejak pihak-pihak yang terlibat menandatangani perjanjian.

Kemudian pengadilan meninjau kembali tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah para pihak sudah memenuhi kewajibannya.

Selain itu, pengadilan juga memeriksa perjanjian kontrak yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat modifikasi yang bisa menimbulkan dugaan pelanggaran. Di sini penggugat wajib memberitahukan kepada tergugat jika mereka sudah melanggar kontrak barulah melanjutkan ke proses hukum.

Lihat juga : Tips Memahami dan Mengembangkan Potensi Pasar Bisnis

Alasan Pelanggaran Kontrak

Selanjutnya, pengadilan juga menilai apakah terdapat alasan hukum yang mendasari terjadinya dugaan pelanggaran tersebut. Katakanlah tergugat mengklaim jika kontrak yang dibuat palsu sebab penggugat menyembunyikan atau salah mengartikan fakta-fakta material.

Tergugat dapat memberikan argumen bahwa kontrak yang dibuat sebenarnya di bawah tekanan. Kemudian penggugat memaksanya untuk memberikan tanda tangan pada surat tersebut dengan ancaman atau kekerasan fisik.

Dalam permasalahan tersebut, bisa saja terjadi kesalahan yang sebenarnya dilakukan penggugat dan tergugat yang turut berkontribusi pada pelanggaran itu.

Cara Menghindari Pelanggaran Kontrak

Sebagai tindakan preventif, penting untuk memperhatikan bagaimana cara menghindari pelanggaran kontrak sebagaimana berikut ini.

Adanya Kejelasan dalam Perjanjian Kontrak

Anda harus memperhatikan kejelasan Bahasa yang Anda gunakan dalam perjanjian kontrak. Hal ini agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi dari berbagai pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.

Apabila Anda bukanlah orang yang bisa menata Bahasa secara tepat, sebaknya sewa juru Bahasa. Ini membantu setiap orang yang terlibat dalam perjanjian tersebut paham akan peran dan tanggung jawabnya yang termuat di dalamnya.

Harapan dari Para Pihak

Seluruh pihak yang terlibat dalam perjanjian harus paham harapan satu sama lain. Anda harus menggarisbawahi harapan tersebut serta mengetahui jika Anda memang sanggup memenuhinya.

Kapasitas Anda dalam pemenuhan ekspektasi tersebut jangan sampai bergantung terhadap perencanaan yang tidak matang. Sebab, Anda tidak tahu hal-hal apa saja yang mungkin terjadi di masa depan. Sehingga Anda harus memahami terlebih dahulu apa saja yang Anda butuhkan.

Legalitas Perjanjian Kontrak

Untuk bisa mengikat perjanjian tersebut, Anda harus melakukan legalitas untuk mengesahkannya. Anda bisa menggaet pengacara yang memiliki spesialisasi dalam bidang hukum kontrak. Barulah Anda dan para pihak yang terlibat menandatangani kontrak tersebut agar legalitasnya terjamin.

Selain itu, Anda juga harus berhati-hati dengan pihak-pihak yang Anda pilih untuk melakukan kerja sama. Luangkanlah sedikit waktu untuk mencari tahu reputasinya secara profesional. Hal ini sangat penting untuk meminimalisir potensi pelanggaran kontrak.

Upaya Hukum dalam Menangani Perjanjian Kontrak

Sebenarnya tujuan dari hukum kontrak sendiri adalah memastikan siapa saja yang merasa dirugikan tetap berada dalam kondisi ekonomi yang sama sebelum terjadinya pelanggaran.

Pelanggaran kontrak sebenarnya tidak dianggap suatu kejahatan atau perbuatan yang melawan hukum. Bahkan bentuk hukumannya berupa ganti rugi karena gagal dalam melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian.

Katakanlah Anda menyelesaikan pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dengan bayaran 100 juta rupiah. Namun Anda hanya mendapatkan bayaran 40 juta rupiah, maka ganti rugi yang harus dibayarkan 60 juta rupiah.

Hanya saja ganti rugi tersebut menawarkan pengecualian tertentu dengan keadaan yang spesifik. Kerugian moneter lainnya bisa diberikan apabila Anda bisa membuktikan kalau terdapat pemicu biaya tambahan tersebut.

Untuk kasus semacam ini, maka Anda bisa mendapatkan ganti rugi tambahan. Misalnya dengan menjual aset bersama untuk memenuhi biaya ganti rugi tersebut.

Contoh Pelanggaran Kontrak

Kondisi pelanggaran kontrak yang paling sering terjadi biasanya ketidaksanggupan seseorang dalam memenuhi janji yang sudah disepakati. Misalnya Anda memiliki bisnis dengan modal melalui hutang pada lembaga keuangan. Namun Anda tidak membayarkannya sesuai kesepakatan, maka Anda disebut melanggar perjanjian kontrak.

Selanjutnya, terlambat dalam memenuhi janji. Misalnya Anda terlambat dalam membayarkan hutang yang Anda gunakan untuk bisnis. Dalam hal ini sering kali terjadi, sebab bisnis merupakan aktivitas yang naik turun.

Namun dalam hal ini biasanya sudah tertera dalam surat perjanjian mengenai keterlambatan membayar. Katakanlah terdapat denda dengan nilai tertentu jika Anda telat membayarkannya.

Selain itu, pelanggaran kontrak juga bisa berupa tidak melakukan kewajiban dengan benar. Misalnya Anda sepakat untuk mengambil pinjaman dengan tenor selama satu tahun. Tiap bulan Anda harus membayarkan sejumlah uang dengan nilai yang sudah Anda sepakati.

Tetapi Anda tidak membayarkan cicilan dengan nilai sesuai kesepakatan tersebut. Hal ini juga masuk ke dalam cedera janji sehingga tetap bisa terkena sanksi.

Itulah penjelasan mengenai pelanggaran kontrak yang harus Anda cermati secara seksama. Sebab, jika sudah terdapat gugatan wanprestasi di pengadilan maka Anda diwajibkan membayarkan sesuai dengan ketentuan.

Visited 1 times, 1 visit(s) today